Model Rumah Tingkat Untuk Lahan Yang Terbatas

 Model Rumah Tingkat Untuk Lahan Yang Terbatas

Model Rumah Tingkat Untuk Lahan Yang Terbatas

Semakin terbatasnya lahan yang tersedia, terutama di daerah perkotaan, mengakibatkan perlunya tindakan yang kreatif dalam memanfaatkan lahan. Hal tersebut sejalan dengan kebutuhan ruang yang bertambah seiring dengan perkembangan gaya hidup atau bertambahnya jumlah anggota keluarga. Untuk mengatasi masalah keterbatasan lahan, membangun rumah secara bertingkat menjadi solusi yang bisa ditempuh.
Sesuai dengan tujuan semula, yakni mengoptimalkan lahan untuk memenuhi kebutuhan ruang yang beragam, rumah bertingkat mensyaratkan efisiensi dalam penggunakan ruang. Pada lahan yang terbatas. Ruang-ruang yang didesain harus sesuai dengan prioritas kebutuhan ruang. Selain bisa menghemat biaya, membangun sesuai kebutuhan memungkinkan tersedianya lahan sisa atau lahan tak terbangun yang dapat dioptimalkan sebagai area terbuka.

Dengan karakter dan suasana yang berbeda pada tiap lantai, pengelompokan ruang pada rumah bertingkat dapat dilakukan secara horizontal maupun vertikal. Pada lantai satu, misalnya, ruang yang diletakkan pada lantai ini lebih bersifat publik, semipublik, dan servis karena berhubungan langsung dengan akses keluar masuk. Sementara itu, ruang-ruang privat yang membutuhkan ketenangan dapat dikelompokkan di lantai dua.

Dari segi perancangan, rumah bertingkat memiliki potensi estetika yang lebih istimewa dibanding rumah berlantai satu. Ketinggian bangunan pada rumah bertingkat memingkinkan pilihan desain lebih variatif, terutama pada pengolahan masa bangunan serta elemen fasad. Rumah bertingkat yang memiliki estetika visual tentunya akan memiliki ninai investasi yang lebih tinggi.

Kelebihan lainnya, bangunan bertingkat memiliki konsekuensi bangunan yang lebih tinggi sehingga memungkinkan view yang lebih leluasa terhadap lingkungan sekitar. Hal tersebut dapat dioptimalkan dengan menempatkan bukaan-bukaan agar ruangan lebih leluasa, unsur view lingkungan masuk ke rumah, serta sebagai akses masuk pencahayaan dan penghawaan alami.

Antara Tampilan dan Kenyamanan Rumah Tingkat

Selain mengakomodasi kebutuhan aktivitas bertempat tinggal, rumah juga sekaligus mencitrakan identitas bagi pemiliknya. Oleh karena itu, akhir-akhir ini bermunculan berbagai tren di masyarakat yang tak lepas dari kecenderungan berekspresi yang dituangkan dalam aspek tampilan tempat tinggal.

Meskipun demikian, esensi yang lebih penting tentu tidak sekadar mengikuti tren tampilan yang sedang berkembang. Perancangan hunian, termasuk rumah bertingkat, harus mampu mewadahi kebutuhan penghuninya secara spesifik dan sesuai dengan karakter penghuninya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengeksplorasi elemen ruang sebagai tempat berlangsungnya aktivitas pada suatu hunian.

Bangunan tidak hanya dihias untuk terlihat tampil menarik dari luar saja, tetapi juga sebaiknya tampil indah dari dalam. Hal tersebut dapat dioptimalkan melalui konsep ruang yang sesuai kebutuhan, tata ruang yang mengalir, serta sesuai dengan prinsip-prinsip kenyamanan iklim setempat dan aspek sosial budaya.

Kenyamanan bangunan dihasilkan dari pertimbangan dalam memanfaatkan sumber daya alami, yakni cahaya dan udara ke dalam ruangan secara optimal. Setiap ruangan yang diterangi cahaya alami dan dialiri udara segar setiap hari akan menciptakan kondisi yang lebih sehat dan beratmosfer positif. Kedua hal tersebut dapat menghemat pemakaian energi dari lampu dan air conditioner (AC).

Konsep keterbukaan dan hubungan antaruang yang mengalir juga akan menambah kenyamanan ruang di dalam rumah. Ruangan-ruangan akan terasa leluasa dan sirkulasi ruangan lebih mengalir dari depan ke belakang. Penerapan void dengan jumlah dan ukuran yang tepat serta merata berfungsi menjaga kelancaran sirkulasi udara dan cahaya alami ke dalam rumah, terutama secara vertikal ke bagian atas rumah.

Keberadaan taman-taman sebagai orientasi penempatan ruang-ruang menjadi jalur masuknya cahaya dan udara segar. Kehadiran taman juga menambah nilai kualitas hunian dengan nilai ekologis yang kental. Sementara itu, unsur-unsur alam seperti vegetasi dan unsur air menambahkan atmosfer kesejukan ke dalam bangunan. Unsur vegetasi dapat digunakan sebagai penambah kualitas hunian, baik sebagai peneduh, penyaring udara, ataupun elemen estetika tersendiri. Sementara unsur air, mampu menghadirkan atmosfer yang menenangkan bagi psikis penghuni rumah, baik dari segi tampilan maupun dari suara gemerciknya.

Aspek sosial budaya juga merupakan hal yang bisa diwadahi pada sebuah rumah. Budaya berkumpul bersama keluarga besar dapat diakomodasi dengan ruang-ruang terbuka yang meminimalisir sekat, serta berhubungan langsung dengan ruang luar sebagai kesatuan perluasan ruang. Ruang dalam, teras, dan taman menjadi satu kesatuan yang selaras. Sementara itu, area tempat masuk hendaknya didesain agar memberi perlindungan dan keteduhan dengan skala ruang yang lebih personal. 

Merencanakan Pembangunan Rumah Tingkat

Berbeda dengan pembangunan rumah berlantai satu yang berukuran relatif kecil, perencanaan pembangunan rumah tingkat memiliki permasalahan yang lebih kompleks. Karenanya perencanaan menjadi hal yang penting untuk dilakukan sebelum mulai membangun. Beberapa langkah yang umumnya dilakukan dalam proses perencanaan suatu rumah adalah sebagai berikut :

Memilih Lokasi Rumah Tingkat

Memilih lokasi hunian merupakan salah satu hal yang tidak mudah untuk diputuskan. Berbagai permasalahan yang cukup rumit sering kali muncul terkait dengan pemilihan lokasi rumah pada nantinya. Meskipun begitu, secara umum, terdapat dua hal yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan utama dalam pemilihan lokasi, yakni faktor ekonomi dan akses lokasi.

Faktor ekonomi berkaitan dengan nilai tanah tempat rumah tersebut akan dibangun. Pertimbangan yang cukup penting, selain ketersediaan anggaran, juga ketelitian dalam menilai kualitas lahan dibandingkan dengan harga yang ditawarkan. Apakah terlalu mahal atau tidak.

Kondisi lingkungan bisa menjadi pertimbangan dalam menentukan investasi yang akan dikeluarkan pada pembangunan rumah. Contohnya adalah jika lokasi tersebut secara lingkungan kurang menjual atau tidak strategis maka membangun rumah dengan nilai bangunan sangat tinggi tentu bukan keputusan yang bijaksana. Kondisi lingkungan bisa jadi akan menurunkan nilai jual rumah tersebut dibandingkan investasi saat membangunnya. Jadi, pada prinsipnya penentuan besaran investasi pembangunan rumah juga harus disesuaikan dengan nilai tanah yang ada.

Sementara itu, akses yang perlu dipertimbangkan adalah faktor jarak dari lokasi menuju tempat-tempat aktivitas rutin. Jarak antara lokasi lahan dengan tempat bekerja, sekolah, serta aspek pencapaian ke fasilitas-fasilitas umum pusat komersial, rumah sakit, dan sebagainya, merupakan hal yang tak bisa diabaikan.

Membuat Sketsa Awal Rumah Tingkat


Dengan adanya daftar kebutuhan ruang yang harus dimiliki serta dibantu dengan berbagai contoh kasus seperti yang ada dalam blog ini, ada baiknya mulai dicoba untuk diterjemahkan keinginan tersebut ke dalam gambar. Gambar bisa berupa sketsa atau coretan mengenai bentuk, tampilan, dan ukuran yang diinginkan.

Hal yang bisa dilakukan pada waktu-waktu luang tersebut sangat berguna untuk membantu memperoleh gambaran awal mengenai rumah yang sesuai kebutuhan. Carilah sebanyak-banyaknya contoh desain rumah tinggal yang menarik sebagai referensi. Berbagai contoh desain yang tertuang dalam blog ini bisa menjadi sumber inspirasi pada proses ini.

Berkonsultasi Dengan Pihak Profesional di bidang Rumah Tingkat

Membangun rumah tingkat sengat erat dengan unsur teknis, baik secara estetika maupun ketahanan struktur bangunan. Oleh karena itu, berkonsultasi dengan pihak-pihak profesional seperti arsitek maupun ahli struktur bangunan menjadi hal yang penting, agar nantinya tidak terjadi keputusan-keputusan yang keliru.

Selain memiliki pemahaman pada kaidah estetika, arsitek juga lebih menguasai hal-hal teknis bangunan serta unsur legalitas atau peraturan. Keahlian arsitek sangat dibutuhkan untuk memberikan berbagai solusi mengenai rencana pembangunan rumah, seperti mencari solusi terbaik daeri segi desain yang disesuaikan dengan anggaran.

Sering kali kebutuhan yang begitu banyak menimbulkan permasalah seperti kendala teknis dan biaya. Arsitek dengan keahliannya bisa mencarikan jalan tengah dan membantu dalam menyusun prioritas, meskipun keputusan yang diambil tentunya akan diserahkan kembali kepada klien.

Mengurus Perizinan Pembangunan Rumah Tingkat

Setelah ada gambaran yang jelas mengenai rencana pembangunan rumah, tahap berikunya adalah mengurus perizinan. Selain membantu kelancaran, hal itu bertujuan agar tidak terjadi ketidaksesuaian dengan pihak tertentu sehingga diperlukan izin Mendirikan Bangunan (IMB). Dalam mengurus IMB, berbagai persyaratan yang harus dipenuhi antara lain sertifikat tanah atau akta jual beli, dan sebagainya. Selain itu, diperlukan pula dokumen gambar kerja yang didapatkan dari arsitek.

Menunjuk Kontraktor Rumah Tingkat


Kontraktor merupakan pihak yang diajak bekerja sama untuk membangun fisik bangunan. Kontraktor sangat diperlukan bila pemilik rumah tidak memiliki waktu dan kesempatan untuk membangun sendiri atau mengelola pembangunan rumah. Kontraktor terikat secara hukum untuk membangun rumah sesuai dengan dokumen gambar kerja dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang telah disepakati.

Selanjutnya simak ragam desain rumah tingkat di kaveling standar.

Copyright © Desimasii. All rights reserved.